Habis dari nikahannya mbak tris, kita balik ke hotel. Bersiap-siap untuk jalan-jalan. Kita mo jalan-jalan ke Braga, kota tuanya Bandung. Seperti kota tuanya Jakarta, di sana penuh dengan gedung-gedung tua. Dan menurutku lebih seru Braga dibanding Jakarta Kota Tua. Meskipun banyak kendaraan yang lalu lalang. Berjalan ditrotoarnya menyenangkan, berasa kembali ke jaman dulu. Tapi sayang tetep aja ada pengendara motor yang bandel menyerobot hak pejalan kaki. Semoga dia cepet sadar... Ada penjual lukisan di pinggir trotoarnya lhoo.
Semuanya pada ribut, ngapain di sini din? Ada apaan sih? Di sini ya jalan-jalan. Liat-liat gedung tua. Bagi yang hobi fotografi pasti seneng. Bisa menggali kemampuannya memotret gedung-gedung tua ini. *halah bahasaku ga banget ^^ Bosbes ma mas gusman mulai berjeprat-jepret ria, yang lain pada kepanasan plus capek jalan, soalnya pas dinikahan tadi pada pake high heels. Hihihi... ya maap, aku kan ga pake high heels jadi belum capek :D
Ngomong-ngomong tentang braga, aku coba googling dengan kata kunci “braga”, hasilnya kota di portugis. Wew.. apa hubungannya ya? Hmm.. entahlah sepertinya tidak ada. Aku ganti kata kuncinya jadi “braga bandung” baru deh keluar web-web yang behubungan dengan si braga ini. Braga ini berada di tengah kota bandung, berhubungan dengan jalan Asia Afrika. Tau kan konferensi Asia Afrika? Klo ga inget yah, buka-buka buku sejarah lagi deh.
Trus di Braga ada Citywalk Braga. Semacam mall gitu sih. Di situ aku meliat purozento. Akhirnya...aku menemukannya. Yay...senangnya ^^. Apaan sih purozento? Itu tuh pernak-pernik dari Bandung. Bisa berupa pin, gantungan kunci, frame photo, gantungan hp, jam yang jelas khas purozento deh. Lucu….
smile… cekrek ^^
next chapter Kampung Daun