Sebenarnya perjalanan ke Myanmar ini udah dari september 2015, karena kemalesan jadilah postingnya baru tahun ini. Awalnya yang mau berangkat ke Myanmar ada 9 orang, tapi ujung-ujungnya cuman bertiga saja yang sukses sampai Myanmar, lainya pada membatalkan.
Sejak dahulu sampai sekarang, perjalanan saya dan teman-teman ke negara-negara south east asia selalu menggunakan maskapai air asia, berangkat jumat malam sepulang kerja kemudian menginap di bandara KLIA dan dilanjutkan penerbangan keesokan paginya ke negara tujuan.
Dari Kuala Lumpur ke Yangon membutuhkan waktu 2 1/2 jam perjalanan. Dan untuk penukaran mata uang, kita tukarnya dari dollar ke kyat di bandara aja soalnya kita males rempong. Pada saat menukar uang inilah kita ketemu sesama traveller dari Indonesia juga, 3 cowok-cowok dari Batam dan 2 cewek-cewek dari Jakarta. Dari hasil ngobrol-ngobrol sama mereka, karena kita sama-sama tidak menginap di Yangon, akhirnya kita menyewa taksi bareng-bareng untuk keliling Yangon, sekitar 90000 kyat.
Dari Airport kita menuju terminal bis Aung Mingalar dahulu buat nitip tas ransel di JJ Express (bus yang kita gunakan buat ke Inle), sekalian rombongan si cowok-cowok itu beli tiket bus ke Bagan, saya dan teman-teman sudah membeli tiket dahulu secara online. Tiket bus ke Bagan, Inle ato Mandalay bisa dibeli secara online, pesan lewat facebook ato beli langsung di sana.
Setelah itu lanjut kita jalan-jalan mengelilingi Yangon, tujuan pertama adalah
Reclining Budha (Chauk Htat Gyi)
Pada saat saya ke sini, tempatnya ramai sekali, banyak orang myanmar yang datang berdoa atau mungkin berbarengan dengan ada acara kali ya, karena kebetulan ada biksu yang dikerumuni orang-orang banyak gitu, dan setelah tanya ke sopir taksinya, dia bilang itu biksu yang terkenal. Kita sih iya-iya aja, ga ngerti juga. Hahahaha...
Selanjutnya, tujuan kedua adalah
Shwedagon
Di shwedagon ini kita nyewa guide, sekitar 20000 kyat. Lumayanlah keliling sambil diceritain bapaknya tentang shwedagon, walopun ternyata ujung-ujungnya saya cuman dengerin setengah-setengah soalnya sibuk foto-foto.
Hahaha...
|
salah satu bangunan di area shwedagon |
Kebetulan cuaca lagi tidak bersahabat, jadilah fotonya berbackground awan gelap. Siang-siang ditambah hujan, akhirnya kita memutuskan untuk makan siang. Kita request ke sopirnya untuk dianterin ke warung makanan halal. Kita dianterin di warung makan di dekat Bogyoke Market.
Selesai makan siang, lanjut jalan-jalannya ke
Bogyoke Market, yang mana tinggal jalan kaki aja dari warung tempat kita makan. Disitu juga ada masjid kalau mau sholat dan ada KFC juga jikalau mau nyari makanan dan ga pengen nyoba-nyoba makanan myanmar. Di seberang Bogyoke Market ada penjual jajanan buat cemilan, ada kue enak banget mereknya
pucci, kita beli kue itu buat persediaan makan malam.
note : kuenya cuman nemu di situ aja, di bagan sama inle ga ada.
|
cake merek pucci |
Selain beli cemilan, 2 orang temenku belanja kaos murah di penjual pinggir jalan didekat yang jualan kue, selain itu kita juga belanja longyi di Bogyoke Market. Kebetulan kita bertiga emang suka laper mata kalo liat barang-barang lucu, jadilah baru pertama udah belanja sana sini.. Kekekek...
Abis dari situ kita balik lagi ke terminal bis Aung Mingalar, tapi dalam perjalanan mampir dulu di suatu tempat, ga inget namanya sih, tapi dari situ bisa liat shwedagon dari jauh, trus kalau malam hari keliatan lampu-lampunya gitu.
Selanjutnya kita ke Inle
Cerita lengkapnya baca aja di blog
ini